Cari Blog Ini

Selasa, 23 September 2014

Perang atau perlawanan kerajaan di berbagai daerah


Carilah informasi dari buku di perpustakaan tentang perang atau perlawanan kerajaan di berbagai daerah.
Temukan penyebab perlawanan tersebut yang berkaitan dengan adu domba atau monopoli VOC.
No.
Perlawanan
Rakyat
Penyebab
Jalannya Perlawanan
Akhir Perlawanan
1.
Perlawanan Sultan
Baabullah
- monopoli perdagangan rempah-rempah oleh Portugis
- Pembunuhan Sultan Khairun oleh Portugis
- Kematian Sultan Khairun yang tragis membuat rakyat Maluku Marah menobatkan Kaicil Baab menjadi  Sultan Ternate yang bergelar Sultan Baabullah Datu Syah.
- Perang Jihad diumumkan di seluruh negeri.
- dibawah panjinya Sultan Baabullah mampu mengerahkan 2000 kora – kora dan 120.000 prajurit.
- Benteng – benteng Portugis di Ternate yaitu Tolucco, Santo Lucia dan Santo Pedro bisa dikuasai dan  hanya menyisakan Benteng Sao Paulo. Atas perintah Baabullah pasukan Ternate mengepung benteng Sao Paulo dan memutus hubungannya dengan dunia luar termasuk didalamnya mengurangi suplai makanan.
tanggal 15 Juli 1575, bangsa Portugis pergi dengan memalukan dari Ternate. Mereka kemudian pergi ke Malaka dan sebagian lagi ke Timor menjajah hingga 400 tahun kemudian.
2.
Perlawanan Mataram terhadap VOC
1619 VOC bisa menguasai Jayakarta yang belum ditaklukkan Mataram, dan merubah namanya menjadi Batavia.
Tahun 27 Agustus 1628 serdadu Mataram yang dipimpin Tumenggung Bahureksa, bupati Kendal sampai di Batavia. Kemudian Pasukan ke-2  tiba pada bulan Oktober dikomando oleh Pangeran Mandurareja (cucu Ki Juru Martani). Sehingga jumlah Total semua pasukan yaitu  10.000 prajurit. Perang dasyat  terjadi di benteng Holandia. Pasukan Mataram kalah  dikarenakan kurang perbekalan.
Sultan Agung menyerang kembali Batavia untuk yang kedua kali di tahun berikutnya. Dengan semua 14.000 orang prajurit. Kegagalan pada  serangan pertama diatasi dengan cara membangun lumbung-lumbung padi di daerah Karawang dan Cirebon. Namun pihak VOC sukses mengalahkannya.
3.
Perlawanan
Kerajaan Aceh
26 Maret 1873 Belanda mendeklarasikan perang terhadap Aceh, dan mulainya dengan melepaskan tembakan meriam Aceh dari kapal perang Citadel van Antwerpen.
- Perang Aceh I (1873-1874) dikomando Panglima Polim dan Sultan Mahmud Syah melawan Belanda yang dikomando Köhler. Köhler dengan 3000 pasukannya bisa dikalahkan, dan Köhler sendiri meninggal tanggal 14 April 1873.
- Perang Aceh II(1874-1880). serdadu Belanda dikomando Jenderal Jan van Swieten. Belanda sukses menguasai istana Sultan, 26 Januari 1874, dan menjadi pusat pertahanan Belanda. Pada 31 Januari 1874 Jenderal Van Swieten mendeklarasikan yaitu seluruh Aceh menjadi bagian dari Kerajaan Belanda.
- Perang III (1881-1896), perang diteruskan dengan  gerilya dan semangat perang fisabilillah. Dimana sistem perang gerilya ini dilangsungkan sampai tahun 1903. Pada 1899 pada saat ada penyerbuan mendadak dari pihak Van der Dussen di Meulaboh, Teuku Umar gugur. Perjuangan diteruskan oleh Cut Nyak Dhienyang merupakan istri Teuku Umar kemudian memegang komandan perang gerilya.
- Perang IV (1896-1910) yaitu perang gerilya oleh kelompok dan perorangan yang berbentuk  perlawanan, penyerbuan, penghadangan dan pembunuhan tanpa kepemimpinan dari Kesultanan.
- Cut Nya Dien bisa ditangkap, kemudian diasingkan ke Sumedang.
- Sultan Muhammad Daud Syah menyerahkan diri kepada pihak Belanda di tahun 1903